Itu adalah bagan pengantar ketika kami melakukan pelatihan. Sebenarnya bukan pelatihan yang terlalu formal seperti yang anda semua bayangkan, tetapi lebih kepada sharing pengalaman mengajar.
Masalah utama yang dihadapi oleh teman-teman fasilitator di Rumah Belajar Samoja, adalah bagaimana cara mengajarkan KPK dan FPB kepada anak-anak, serta adakah media atau aplikasi dari KPK dan FPB yang dekat dengan pengalaman hidup anak-anak…
Beberapa hari setelah saya dihubungi oleh teman di kalyANamandira, saya diminta untuk memberikan pelatihan kepada para fasilitator. Saya sempat bingung, jika saya memberikan materi kepadda mereka sama seperti apa yang saya dapatkan dari guru saya waktu masih duduk di bangku sekolah, maka saya pikir, pelatihan akan menjadi sia-sia.. saya cukup memberikan mereka instruksi untuk membaca dan belajar dari buku paket saja, dan masalah beres.
Ternyata kenyataan yang akan dihadapi tidak semulus seperti apa yang saya pikirkan. Saya harus memberikan sesuatu yang lain dari konsep yang sudah ada, memeunculkan ide-ide baru yang lebih menarik, dan yang penting membuat mereka faham terhadap konsep yang katanya susah itu.
Konsep awal yang saya berikan adalah mengenai pengertian kelipatan dan faktor.
5×1=5
5×2=10
5×3=15
dst
maka kelipatan dari 5 adalah 5,10,15, …
Jadi, kelipatan suatu bilangan dapat diperoleh dengan cara mengalikan suatu bilangan dengan bilangan asli.
12
1 12
2 6
3 4
faktor dari 12 adalah 1,2,3,4,6, dan 12
Bilangan yang dapat membagi habis suatu bilangan lain disebut faktor.
Dari semua konsep yang ada, aplikasi lah yang paling penting. “Untuk bisa memecahkan masalah” adalah acuan pentingnya kita mempelajari konsep KPK dan FPB ini.
Lantas sebenarnya, konsep FPB dan KPK ini bisa diterapkan untuk menjawab permasalahan yang seperti apa sih?
Pada pelatihan dan sharing ini, saya memberikan dua macam kasus, dan saya meminta teman-teman fasilitator untuk memecahkan masalah itu.
Kasus pertama.
Dengan media kalender yang tergantung di dinding ruangan, saya memaparkan sebuah cerita, seperti berikut ;
Dessy, kamu les bahasa Inggris tiap 5 hari sekali, dan kamu Lily, les bahasa Inggrisnya setiap 7 hari sekali. Jika kalian les bersama tanggal 4 Maret 2012, kapan kalian bisa bertemu lagi untuk les bersama-sama?
jawab :
KPK dari 5 dan 7 adalah 35
dan, 35 hari dari tanggal 4 Maret adalah tanggal 8 April.
Maka, Desy dan Lily akan les bersama lagi pada tanggal 8 April.
Kasus kedua.
Dengan media piring dan cemilan yang mereka bawa, saya memaparkan cerita seperti berikut ;
Rika mau hajatan nih, dia punya 12 buah sale pisang dan 18 buah batagor pedas. Kira-kira, berapa piring paling banyak yang dia perlukan? Dan berapakah isi sale pisang dan batagor pedas pada masing-masing piring?
jawab :
FPB dari 12 dan 18 adalah 6
Maka paling banyak piring yang dibutuhkan adalah 6 buah piring.
lalu 12:6=2 dan 18:6=3
Maka masing-masing piring berisi 2 buah sale pisang dan 3 buah batagor pedas.
Mereka menjawab kedua kasus itu dengan suka-cita dan tawa, ditambah dengan celetukan Lily, “Ih, amit-amit, siapa sih yang hajatan, pelit amat satu piring isinya cuma lima…”
Pada dasarnya, masalah atau kasus seperti apapun, kita harus memahami dulu maksud dari kasus tersebut, sehingga kita bisa menjawab dengan pasti, konsep apa yang dipakai untuk memecahkan kasus tersebut.
Dan, perlu ditanamkan dalam benak masing-masing… Belajar Matematika itu menyenangkan lho!!
kalyANamandira, 11 Maret 2012
Salam edukasi.
Tinggalkan Balasan ke dansatrianan Satirana Batalkan balasan